Jumat, 09 Maret 2012

#Oleh-oleh : Jaulah LDK Poltekes Kemenkes Jogja

"Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini."

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada di antara 8% kesejahteraan dunia."

"Dan jika engkau mendapati pesan ini, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu."

"Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan, engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini."

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat, maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia."

"Jika engkau dapat mendatangi masjid atau mengikuti kajian keagamaan tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan atau kematian, maka engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang di dunia."

"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan, maka engkau termasuk orang yang sangat jarang."

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan. Engkau unik dibandingkan mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan."

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
(Q.S. Ibrahim : 7)

Jum'at, 9 Maret 2012
15.30 - 18.00 WIB
w/ JS UGM

Rabu, 22 Februari 2012

Mutiara Indonesia


Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(Q.S. 16 : 125)
 

Apa arti mutiara bagimu? Sesuatu yang indah, berharga, namun sulit untuk mendapatkannya. Di balik keindahannya ketika menjadi perhiasan, khasiatnya pun telah dipercaya untuk mempercantik kulit. Ya, siapa sangka sesuatu yang begitu sulit dijangkau tersebut bila sudah melalui proses yang cukup rumit itu akan memiliki harga jual yang tinggi. Manusia pun rela bersusah-payah mendapatkannya. Lalu bagaimana dengan mutiara Indonesia?

Mutiara Indonesia. Putra-putri di bumi pertiwi, Indonesia. Sang generasi pembangun peradaban di negeri yang kini sedang mengalami kebobrokan di beberapa sektor. Generasi pembaharu yang nantinya akan menghasilkan generasi penerus estafet dakwah. Generasi yang siap menapaki jalan menuju Indonesia madani.

Jika berbicara mengenai mutiara Indonesia, ku pikir bukan hanya mereka yang lahir dari keluarga kaya dengan semangat belajar tinggi sehingga berhasil kuliah di negeri lain meski terkadang banyak yang tidak mau kembali ke Indonesia. Mutiara Indonesia bukan hanya mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu kemudian mendapat beasiswa hingga dapat menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi. AGUNG, anak gunung sekalipun juga merupakan mutiara Indonesia.

Mereka juga mutiara Indonesia? Ya. Bagaimana tidak? Sebenarnya mereka memiliki potensi yang tidak kalah hebat atau bahkan lebih hebat dari anak-anak di kota. Lingkunganlah yang menjadikan mereka sebagai anak-anak tangguh yang tidak mudah mengeluh. Mereka yang rata-rata tidak melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP), sudah lancar melafalkan surah Al Muzzammil. Apakah di sana mereka hidup di lingkungan pesantren? Bukan. Mereka belajar di TPA sebuah masjid yang bertetangga dengan gereja.

Ataukah pengajar TPA di sana berlimpah sehingga dapat mendidik mereka menjadi penghapal Qur’an? Ku pikir tidak. Belum banyak pemuda Indonesia yang mau mengajar ke sana. Mengapa? Apakah mereka sulit dididik? Bukan. Alasannya lantaran jalan menuju ke sana begitu terjal dan berliku. Jalan menanjak, menurun, licin berbatu dengan jurang di sisi kanan maupun kiri, jalan tersebutlah yang harus dilewati para penjemput mutiara-mutiara itu.

Orang-orang yang terkesima dengan indahnya pemandangan mungkin akan tidak fokus pada jalan dan tergelincir, bahkan terperosok masuk dalam jurang. Analogi dengan kehidupan. Manusia yang terbuai oleh keindahan semu dunia, bisa saja menjadi tidak fokus pada tujuan hidupnya. Alhasil mereka terjebak dalam zona yang disadari atau tidak, akan menjauhkan mereka dari tujuan awalnya.

Para pendidik di kaki gunung itu telah berhasil mencetak Ahmad Saud – Ahmad Saud di Indonesia, menjadikan mereka tetap mendengarkan murottal Qur’an meski sedang bermain bola. Menjadikan orangtua-orangtua mereka bersedia membersihkan rumah menyambut tamu. Padahal sehari-harinya rumah mereka begitu berantakan. Sayur-mayur begitu mudah dijumpai di sana, tapi tidak jarang akan kau jumpai mereka yang sakit karena kekurangan garam. Masyarakat di sana masih kurang menyadari pentingnya menjaga kesehatan.

Jika di kota kita sering mendengar istilah kumpul kebo, di sana akan kita jumpai si pemilik rumah yang kumpul sapi. Ya, mereka berada satu rumah dengan sapi-sapi mereka hingga ada yang gatal-gatal karena kutu sapi. Mereka yang mengaku beragama Islam tapi masih saja menggantungkan jimat di pintu rumah, masih saja membakar kemenyan.

Kawanku yang begitu hebat, tetaplah berusaha menjadi lebih hebat. Tapi suatu hari nanti, terjunlah kau di antara mereka. Di sudut-sudut Indonesia yang masih jarang disentuh pendidikan. Bawakanlah cahaya untuk menuntun mereka keluar dari sudut sana dan menjadikan mereka yang nantinya bergantian denganmu membawa cahaya itu.

Untukmu yang masih belum menyadari betapa berharganya dirimu, cobalah bermalam dan mengabdi selama beberapa hari di sudut sana. Akan kau jumpai anak-anak yang begitu antusias mendengar setiap ucapanmu dan sulit melepas kepergianmu. Dan untukmu yang masih saja terbelenggu oleh kebencian kepada orang lain, lepaskanlah bayang-bayang yang menghambat gerakmu.


Selamat berbagi, semangA(r)t berkontribusi!

23 Februari 2012, 7:44,
terbang bersama Airbus..



Pahami Aku dan Pahamkan padaku




Kala itu seorang anak, pendatang baru di kota yang sebenarnya sudah tidak asing baginya, duduk termenung di sudut sebuah masjid. Perlahan ia melangkah menuju parkir motor, tertunduk lesu seolah “jiwa”-nya telah terampas. Beberapa menit kemudian ia telah pergi meninggalkan masjid itu. Apa yang terjadi padanya?

***

Beberapa hari yang lalu, ia merasa bahagia. Nampak keceriaan di wajahnya, semangatnya pun begitu terpancar dan menularkan orang-orang di sekitarnya. Bagaimana tidak? Baru beberapa pekan ia tergabung dalam sebuah organisasi, namun ia sudah akan dikaryakan bersama teman-temannya. Membuat mading secara berkelompok.

Ia dan kelompoknya ditugaskan membuat mading dengan tema jilbab. Setelah pembagian tugas, mereka pun mulai mengumpulkan bahan. Ia bertugas menggambar contoh jilbab syar’i dan yang belum syar’i, sedangkan teman-temannya yang mencari artikel maupun mengumpulkan dalil terkait kewajiban berjilbab.

Tak lama setelah tiba di kamar kosnya, ia telah tenggelam dalam dunianya. Dengan beberapa lembar kertas, penghapus, maupun spidol ia menggambar ditemani pensil kesayangannya. Beberapa kali terlukis senyum di wajahnya. Begitu indah. Sesekali gurat keseriusan hadir, perubahan mimik wajah yang lucu.

20 menit, 60 menit,dan 90 menit pun tanpa terasa telah berlalu. Tugasnya telah selesai. Matanya berbinar, senyum indah itu tak lepas dari wajahnya. Nampak kepuasan batin yang ia rasakan. Kebahagiaannya, rencana hebatnya, yang kemudian hanya tinggal kenangan pahit.

***

Tibalah saat baginya dan kelompoknya berkumpul menyempurnakan mading mereka. Tak jauh dari lokasi mereka tercium bau kertas terbakar. Ya, membakar kertas memang sudah menjadi salah satu hal yang biasa baginya ketika membuat mading. Celoteh dan tawa mereka memecah keheningan di siang itu. Ternyata tak beberapa lama kemudian kegiatan mereka menarik perhatian beberapa senior. Alhasil para senior pun hanyut dalam suasana hangat tersebut. Setelah mading dirasa sudah sesuai dengan rencana, akhirnya mereka pun berberes dan pulang.

Keesokan harinya terlihat semua mading dari berbagai kelompok telah terpasang. Teman-teman menyukai gambarnya. Ia pun bertekad untuk terus belajar menggambar. Memperindah gambarnya, melukis senyum pada wajah setiap orang yang melihat gambarnya. Namun beberapa hari kemudian..

Gambar perempuan berjilbab itu kini tampak tanpa kepala. Ada yang sengaja menyobek bagian itu. Hatinya memang hancur. Ia berusaha tetap berpikiran positif. “Mungkin ada orang lain dalam organisasinya yang beranggapan bahwa menggambar diperbolehkan asalkan tidak ada kepalanya”, pikirnya sembari terus berusaha menenangkan hatinya.

Beberapa hari setelah kejadian itu, ia kembali. Melanjutkan membaca mading yang dibuat oleh kelompok lain. Namun apa yang ia temukan? Gambarnya yang sebelumnya tanpa kepala, kini habis tak tersisa. “Apa aku telah salah menggambar? Apa Islam tidak membolehkan menggambar? Kalau begitu, mengapa aku diajari menggambar ketika sekolah?”

Ia segera beranjak ke luar ruangan itu, menuju sudut sebuah masjid. Menenangkan diri. Terdiam, namun pikirannya berjalan entah ke mana. Hatinya terluka. Tak beberapa lama kemudian, ia berjalan menuju motornya. “Ya, mungkin aku tidak usah menggambar lagi.”


Tidak sedikit orang yang hanya sebatas memberitahu tanpa mau memahamkan kepada orang lain. Mereka terkadang lupa tentang pentingnya komunikasi dan memahami orang lain.

Senin, 30 Januari 2012

be yourself..

"Lama sudah kumencari
Apa yang hendak kulakukan
Sgala titik kujelajahi
Tiada satupun kumengerti
Tersesatkah aku di samudra hidupmu

Kubiarkan kumengikuti suara dalam hati
Yang slalu membunyikan cinta
Kupercaya dan kuyakini murninya nurani
Menjadi penunjuk jalanku
Lentera jiwaku"

Ayo mendengar suara hati!
SEMANGAT menjadi diri sendiri!


Ayo berdo'a di waktu-waktu terkabulnya do'a! :D

Kapan aja?

(copast dari http://mevy.wordpress.com/2010/07/05/waktu-istijabah-doa-waktu-waktu-terkabulnya-do%E2%80%99a/)

1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang berdoa disepertiga malam yang terakhir. Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya:
وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُون
Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)
Sepertiga malam yang paling akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Rabb kita Subhanahu Wa Ta’ala turun ke langit dunia dan mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. RasulullahShallallahu’alaihi Wasallam:
ينزل ربنا تبارك وتعالى كل ليلة إلى السماء الدنيا ، حين يبقى ثلث الليل الآخر، يقول : من يدعوني فأستجيب له ، من يسألني فأعطيه ، من يستغفرني فأغفر له
Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)

Namun perlu dicatat, sifat ‘turun’ dalam hadits ini jangan sampai membuat kita membayangkan Allah Ta’ala turun sebagaimana manusia turun dari suatu tempat ke tempat lain. Karena tentu berbeda. Yang penting kita mengimani bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallamdiberi julukan Ash shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.

Dari hadits ini jelas bahwa sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, bangun di sepertiga malam akhir bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.


2. Ketika berbuka puasa
Waktu berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits:
للصائم فرحتان : فرحة عند فطره و فرحة عند لقاء ربه
Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan: kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak” (HR. Muslim, no.1151)
Keberkahan lain di waktu berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana sabda  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل و المظلوم
‘”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Namun perlu diketahui, terdapat doa yang dianjurkan untuk diucapkan ketika berbuka puasa, yaitu doa berbuka puasa. Sebagaimana hadits
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka puasa membaca doa:
ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
/Dzahabaz zhamaa-u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah/
(‘Rasa haus telah hilang, kerongkongan telah basah, semoga pahala didapatkan. Insya Allah’)” (HR. Abu Daud no.2357, Ad Daruquthni 2/401, dihasankan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Hidayatur Ruwah, 2/232)

Adapun doa yang tersebar di masyarakat dengan lafazh berikut:
اللهم لك صمت و بك امنت و على رزقك افطرت برحمتك يا ارحم الراحمين
adalah hadits palsu, atau dengan kata lain, ini bukanlah hadits. Tidak terdapat di kitab hadits manapun. Sehingga kita tidak boleh meyakini doa ini sebagai hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam.

Oleh karena itu, doa dengan lafazh ini dihukumi sama seperti ucapan orang biasa seperti saya dan anda. Sama kedudukannya seperti kita berdoa dengan kata-kata sendiri. Sehingga doa ini tidak boleh dipopulerkan apalagi dipatenkan sebagai doa berbuka puasa.

Memang ada hadits tentang doa berbuka puasa dengan lafazh yang mirip dengan doa tersebut, semisal:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : اللهم لك صمت وعلى رزقك أفطرت فتقبل مني إنك أنت السميع العليم
“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim

Dalam Al Futuhat Ar Rabbaniyyah (4/341), dinukil perkataan Ibnu Hajar Al Asqalani: “Hadits ini gharib, dan sanadnya lemah sekali”. Hadits ini juga di-dhaif-kan oleh Al Albani di Dhaif Al Jami’ (4350). Atau doa-doa yang lafazh-nya semisal hadits ini semuanya berkisar antara hadits dhaif atau munkar.


3. Ketika malam lailatul qadar
Malam lailatul qadar adalah malam diturunkannya Al Qur’an. Malam ini lebih utama dari 1000 bulan. Sebagaimana firmanAllah Ta’ala:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam Lailatul Qadr lebih baik dari 1000 bulan” (QS. Al Qadr: 3)
Pada malam ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang diceritakan olehUmmul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني
“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:
اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni ['Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku'']”(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)

Pada hadits ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa. Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa, terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.


4. Ketika adzan berkumandang
Selain dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.  Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)


5. Di antara adzan dan iqamah
Waktu jeda antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
الدعاء لا يرد بين الأذان والإقامة
Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak” (HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan Shahih”)
Dengan demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah berdoa, bukanshalawatan, atau membaca murattal dengan suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah  Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
لا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءة أو قال في الصلاة
Ketahuilah, kalian semua sedang bermunajat kepada Allah, maka janganlah saling mengganggu satu sama lain. Janganlah kalian mengeraskan suara dalam membaca Al Qur’an,’ atau beliau berkata, ‘Dalam shalat’,” (HR. Abu Daud no.1332, Ahmad, 430, dishahihkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani di Nata-ijul Afkar, 2/16).

Selain itu, orang yang shalawatan atau membaca Al Qur’an dengan suara keras di waktu jeda ini, telah meninggalkan amalan yang di anjurkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, yaitu berdoa. Padahal ini adalah kesempatan yang bagus untuk memohon kepada Allah segala sesuatu yang ia inginkan. Sungguh merugi jika ia melewatkannya.


6. Ketika sedang sujud dalam shalat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد . فأكثروا الدعا
Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu” (HR. Muslim, no.482)

7. Ketika sebelum salam pada shalat wajib
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
قيل يا رسول الله صلى الله عليه وسلم أي الدعاء أسمع قال جوف الليل الآخر ودبر الصلوات المكتوبات
Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib” (HR. Tirmidzi, 3499)

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’ adalah sebelum salam. Dan tidak terdapat riwayat bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dan para sahabat merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib. Ahli fiqih masa kini, Syaikh Ibnu Utsaimin Rahimahullahberkata: “Apakah berdoa setelah shalat itu disyariatkan atau tidak? Jawabannya: tidak disyariatkan. Karena Allah Ta’alaberfirman:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ
Jika engkau selesai shalat, berdzikirlah” (QS. An Nisa: 103). Allah berfirman ‘berdzikirlah’, bukan ‘berdoalah’. Maka setelah shalat bukanlah waktu untuk berdoa, melainkan sebelum salam” (Fatawa Ibnu Utsaimin, 15/216).

Namun sungguh disayangkan kebanyakan kaum muslimin merutinkan berdoa meminta sesuatu setelah salam pada shalat wajib yang sebenarnya tidak disyariatkan, kemudian justru meninggalkan waktu-waktu mustajab yang disyariatkan yaitu diantara adzan dan iqamah, ketika adzan, ketika sujud dan sebelum salam.

8. Di hari Jum’at
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم ذكر يوم الجمعة ، فقال : فيه ساعة ، لا يوافقها عبد مسلم ، وهو قائم يصلي ، يسأل الله تعالى شيئا ، إلا أعطاه إياه . وأشار بيده يقللها
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari  Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu. Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR. Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu HurairahRadhiallahu’anhu)

Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang kuat.
Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:
هي ما بين أن يجلس الإمام إلى أن تقضى الصلاة
Waktu tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR. Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).
Pendapat ini dipilih oleh Imam Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.

Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:
يوم الجمعة ثنتا عشرة يريد ساعة لا يوجد مسلم يسأل الله عز وجل شيئا إلا أتاه الله عز وجل فالتمسوها آخر ساعة بعد العصر
Dalam 12 jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin AbdillahRadhiallahu’anhu. Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud). Pendapat ini dipilih oleh At Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur dikalangan para ulama.

Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah. Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.

Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu ‘Abdil Barr berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari Jum’at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.


9. Ketika turun hujan
Hujan adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya. Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang diinginkan kepada AllahTa’ala:
ثنتان ما تردان : الدعاء عند النداء ، و تحت المطر
Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al Albani di Shahih Al Jami’, 3078)

10. Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar
Sunnah ini belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:

أن النبي صلى الله عليه وسلم دعا في مسجد الفتح ثلاثا يوم الاثنين، ويوم الثلاثاء، ويوم الأربعاء، فاستُجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين فعُرِفَ البِشْرُ في وجهه
قال جابر: فلم ينزل بي أمر مهمٌّ غليظ إِلاّ توخَّيْتُ تلك الساعة فأدعو فيها فأعرف الإجابة
Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya‘”
Dalam riwayat lain:
فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر
Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al Albani di Shahih At Targhib, 1185)


11. Ketika Hari Arafah
Hari Arafah adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9 Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خير الدعاء دعاء يوم عرفة
Doa yang terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)


12. Ketika Perang Berkecamuk
Salah satu keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk, diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di atas:
ثنتان لا تردان أو قلما تردان الدعاء عند النداء وعند البأس حين يلحم بعضهم بعضا
Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)


13. Ketika Meminum Air Zam-zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ماء زمزم لما شرب له
Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah, 2502)

nb : waktu saat nulis status di facebook, waktu saat nulis twit di twitter, waktu saat bbm-an tidak termasuk. :p

Lurus dan Rapatkan Shaf, Yuk!





Blis!" panggil seorang Kiai, ketika baru masuk masjid.
Iblis merasa terusik dan berkata : "Kau kerjakan saja tugasmu kiai, Tidak perlu kau larang-larang saya. Ini hak saya untuk menganggu setiap orang dalam masjid ini!"

Pak Kiai : "ini rumah ALLAH, blis! Tempat yang suci, kalau kau mau ganggu, kau bisa diluar nanti!" Kiai coba mengusir iblis.
Iblis : "Kiai, hari ini adalah hari uji coba sistem baru". Kiai tercenggung. "Saya sedang menerapkan cara baru, untuk menjerat manusia".
"Dengan apa?", tanya kiai.
Iblis : "Dengan sajadah !".
Kiai : "Apa yang bisa kau lakukan dengan sajadah, blis? "
Iblis : "Pertama, saya akan masuk ke setiap pemilik saham industri sajadah. Mereka akan saya jebak dengan mimpi untung besar. Sehingga, mereka akan tega memeras buruh untuk bekerja dengan upah dibawah UMR, demi keuntungan besar!"
Kiai : " Ah, itu kan memang cara lama yang sering kau pakai. Tidak ada yang baru ?"
Iblis : " bukan itu saja kiai, Saya juga akan masuk pada setiap desainer sajadah. saya akan menumbuhkan gagasan, agar para desainer itu membuat sajadah yang lebar-lebar"
Kiai : "Untuk apa ?"
Iblis : "Supaya, saya lebih berpeluang untuk menanamkan rasa egois di setiap kaum yang kau pimpin, Kiai! Selain itu, saya akan lebih leluasa, masuk dalam barisan sholat. Dengan sajadah yang lebar maka barisan shaf akan renggan. Dan saya ada dalam kerenganggan itu. dari situ saya bisa ikut membentangkan sajadah".

(Quote from Bemby Yulio's note)

***

Sesungguhnya ALLAH dan para malaikat-NYA mencurahkan rahmat-NYA kepada orang yang menyambungkan barisan shaf-nya. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam shahih keduanya dan Hakim, Hakim berkata, hadits ini shahih sesuai dengan syarat Imam Muslim)

“Maka, aku melihat ada seseorang yang merapatkan bahunya dengan bahu kawannya, lututnya dengan lutut kawannya, dan mata kakinya dengan mata kaki kawannya.” (HR. Abu Daud No. 662. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah, 1/39, No. 32. Darul Ma’arif)

ME ! Limited Edition..

Untuk kamu yang begitu spesial, namun belum menyadarinya..


Bila sebuah jam tangan dapat dihargai 65miliar rupiah, apakah banyak orang yang menginginkannya?

Tidak ada? Atau malah banyak yang menginginkannya?

Faktanya, ratusan orang sudah mendaftar untuk memilikinya. Padahal jam tangan tersebut hanya diciptakan 2 buah saja.

Lalu, kenapa banyak orang begitu menginginkannya? Se-spesial apakah ia? Salah satunya karena jam tangan tersebut limited edition.

Ibarat manusia..
Aku limited edition.
Kamu limited edition.
Setiap manusia itu limited edition.
So, kamu begitu spesial bukan?

Bersemangatlah, tunjukan kalau kamu begitu berharga.. ^^