Jumat, 15 April 2011

Kenapa harus membantu Palestina???



Assalaamu'alaykum..
 
Pada artikel pertama ini, saya ingin mencoba mengulas singkat "Kenapa harus membantu Palestina?".Mungkin rekan-rekan sekalian ada yang masih berpikir, "Untuk apa sih kita bantuin Palestina? Toh Indonesia sendiri juga masih berantakan. Mending ngurus negara sendiri dulu aja." Hmm, mengenai pemikiran seperti ini, saya possitive thinking saja. Mungkin orang yang berpikir begitu sedang merancang pembangunan Indonesia yang kelak selalu siap untuk membantu Palestina. Namun, apakah sebenarnya yang mengikat kita (especially for Muslims) untuk siap sedia membantu Palestina?

Pertama, karena di atas tanah Palestina ada Masjidil Aqsha di kota Al-Quds, tempat ibadah kepada Allah yang kedua yang didirikan manusia di muka bumi setelah Ka’bah. Membiarkan Masjidil Aqsha dijajah, dinodai, bahkan sudah terbukti secara sistematis akan dihancurkan perlahan-lahan, berarti membiarkan suksesnya kemusyrikan dan kedurhakaan terhadap ketauhidan Allah.
Orang-orang Yahudi Bani Israil pernah diberi kedudukan mulia oleh Allah, tapi memilih mengambil manhaj syaitan yang congkak, menganggap dirinya mulia dan orang lain lebih hina, serta mengingkari berbagai tuntunan Allah karena merasa cerdas dan berkuasa. Al-Quran menjelaskan secara rinci tabiat mereka dan bagaimana cara menghadapinya, sebagai bagian dari ujian untuk setiap orang yang ber-‘aqidah tauhid sampai akhir zaman.

Kedua, karena di tanah Palestina telah diturunkan oleh Allah para Nabi dan Rasul selama kurun ribuan tahun, Nuh, Ibrahim, Luth, Ishaq, Ya’qub, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Yusuf, Zakaria, Yahya, ‘Isa dan banyak lagi. Pesan intinya sama: agar seluruh manusia mentauhidkan ‘aqidah dan‘ibadah hanya kepada Allah, dan menegakkan syariat-syariat yang dituntunkan-Nya lewat para Nabi dan Rasul.
Membiarkan Yahudi Bani Israil menjajah Palestina, berarti membiarkan mereka mengklaim bahwa seluruh Nabi dan Rasul yang diutus Allah itu beragama dengan syariat seperti mereka. Bukan soal namanya yang beda seperti Noah, Abraham, Lot, Yitzak, Moses, Aaron, David, Solomon, Joseph, Zachary, John, dan Jesus (yang “dibunuh” oleh Yahudi, dan “dituhankan” oleh Kristen).
Soal nama tidak terlalu penting. Tetapi klimaks kekafiran mereka terutama dimulai saat mereka mendustakan Muhammad Shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai utusan terakhir Allah yang ditugaskan melempangkan kekeliruan Yahudi dan Nasrani selama ribuan tahun. Ada diantara mereka yang menerima pelurusan itu, kemudian bersyahadat dan bersyariat, ada yang mengingkari bahkan berkhianat dan memeranginya.
Orang seperti Syafiq Mughni, Ketua DPW Muhammadiyah Jawa Timur itu berjoget dengan santri Yahudi Zionis dan memakaikan songkok kippa di kepala Shimon Peres di kantornya di Tel Aviv. Disadari atau tidak Syafiq sedang memuliakan orang-orang yang mengatakan “Muhammad Pendusta, dan Allah Berbohong”. Apa lagi Shimon Peres yang disalaminya dengan ramah itu adalah tokoh pembantai saudara-saudara Muslimnya di kawasan itu, terutama di Qana 1996. Kalau memang benar mau mempromosikan “perdamaian” sebagaimana dinyatakannya, Syafiq yang pemimpin sebuah organisasi da’wah seharusnya mengajak Shimon Peres mengakui kesalahannya, kejahatannya, lalu bertaubat dan bersyahadat. Kalau sudah nyata Shimon Peres menolak, maka Syafiq harus mengutuk dan memusuhinya. Mudah-mudahan warga Muhammadiyah mengoreksi kekeliruan Syafiq Mughni, dan menyadari bahaya laten keyakinannya itu.

Ketiga, urusan Palestina menjadi urusan ‘aqidah kita, karena sejak perintisan dan pendiriannya, sampai hari ini Zionis “Israel” tak henti-hentinya merampok, menteror, menculik, memperkosa, menyiksa, membunuh, mengkhianati perjanjian, dan melakukan semua bentuk kejahatan kemanusiaan atas saudara-saudara kita yang hendak menegakkan kalimat “Laa ilaaha illa Allah, Muhammadan Rasulullah…” di tanah suci itu.
(sahabat al-aqsha)

Keempat, Hasan Al Banna membantu agar kedaulatan Indonesia segera diakui dengan mendesak Mesir. Mengenai point keempat ini, rekan-rekan sekalian dapat melihat faktanya di http://archive.kaskus.us/thread/1346943 , http://suara01.wordpress.com/2009/08/18/ikhwanul-muslimin-dan-kemerdekaan-indonesia/ , maupun http://ekkyij.multiply.com/journal/item/20/Haji_Agus_Salim_dan_Pertemuannya_dengan_Imam_Hassan_al-Banna

Nah! Itulah beberapa point yang dapat saya sampaikan. Saya percaya setiap manusia itu sebenarnya menyadari hal yang benar maupun bathil. Hanya terkadang, kitalah yang terkendali oleh nafsu duniawi.

Semoga bermanfaat..

Wassalaamu'alaykum..