Rabu, 17 Agustus 2011

Waktu Laksana Pedang

Ingat syair Arab "Al-Waqt ka al-saif. Fa in lam taqtha’haa qath’aka"? Kira-kira artinya gini : Waktu laksana pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya maka ia akan menebasmu.

Ngomong-ngomong soal waktu yang diibaratkan seperti pedang, ada sebuah kisah yang kiranya dapat menginspirasi teman-teman juga. Kisah Khalid bin Walid. Siapa yang belum kenal Khalid bin Walid? Itu lho, slaah satu sahabat Rasulullah yang jago main pedang hingga mendapat julukan Saifullah (pedang Allah)..


Suatu saat Khalid memimpin pasukan Islam bertempur sengit di Yarmuk (wilayah perbatasan dengan Syria) melawan pasukan Romawi di bawah panglima Gregorius Theodore. Berkat kepandaiannya bermain pedang, banyak pasukan musuh terbunuh. Lalu terjadilah sebuah peristiwa yang mengesankan.

Gregorius ingin menghindari jatuhnya banyak korban di pihaknya dengan menantang Khalid untuk berduel. Dalam pertempuran dua orang itu, tombak Gregorius patah terkena sabetan pedang Khalid. Gregorius lalu mengambil sebilah pedang besar. Ketika berancang-ancang perang lagi, Gregorius bertanya pada Khalid tentang motivasinya berperang dan kaitannya dengan Islam. Terkesan oleh jawaban Khalid, di hadapan ratusan ribu pasukan Romawi dan Muslim, Gregorius akhirnya menyatakan diri masuk Islam. Ia lalu belajar Islam sekilas, sempat menunaikan salat dua rakaat, bertempur di samping Khalid dan akhirnya mati syahid di tangan mantan pasukannya sendiri.

Apa rahasia kesuksesan Khalid? Ternyata kepandaiannya mengibaskan pedang dilandasi dengan iman kepada Allah SWT. Akibatnya lawan yang berhasil ditebasnya hanya musuh-musuh Islam. Sama halnya dengan waktu, berbagai aktivitas untuk mengisinya perlu juga didasari dengan iman yang kuat sehingga menjadi amal shaleh. Sebuah pelajaran yang menarik, bahwa berbuat baik saja ternyata tidak cukup tanpa dilandasi dengan iman dan sesuai dengan syariat-Nya.

Allah SWT pun sering mengingatkan manusia dalam berbagai firman-Nya mengenai pentingnya kedua kunci manajemen waktu tersebut. Bahkan dalam QS. Al-Ashr, Dia menambahkan dua kriteria lagi untuk menghindari kerugian yaitu saling nasehat-menasehati dalam kebaikan dan ajak-mengajak dalam kesabaran.

Manusia yang bisa memanfaatkan karunia waktu secara fitrah akan mencapai kesuksesan seperti Khalid bin Walid. Namun jika manusia lengah barang sedetik pun, pedang lawan bisa menghunusnya dan berakhir dengan penyesalan.

Keren gak tuh?

Disadari atau tidak, seringkali kita terlenakan oleh waktu. Nge-gossip-in ikhwan yang "wah" sampai lupa tilawah, shopping nguing-nguing gak lihat-lihat rekening padahal di luar sana masih banyak orang hidupnya serba kekurangan, atau sibuk organisasi sampai gak sempat ngerjain tugas kuliah?

Hmm.. Agaknya kita memang lebih baik menganalogikan waktu ibarat pedang deh. Kenapa? Bayangkan saja kawan, kalau kamu punya pedang tapi kamu gak bisa memanfaatkan pedang itu. Kamu gak tahu gimana caranya memainkan pedang. Terus, untuk apa pedangnya? Bisa-bisa malah menguntungkan lawan sementara kamu malah terhunus pedangmu sendiri.

Dianalogikan dengan waktu. Kita punya waktu, tapi kita gak bisa mengaturnya. Lalu, nanti di akhirat mau jawab apa ketika ditanya "Di dunia, waktumu kamu pakai untuk apa?" Mau jawab,"Untuk main"? Atau "Untuk shopping"? Malu kalau jawabnya begitu, Kawan. Kok? (Lha dilihat segitu banyaknya orang.. hehee  ^^v) Atau mungkin kita memang bermanfaat bagi orang lain, namun tanpa disadari hidup jadi seperti lilin karena tidak bisa mengatur waktu. Bisa menyinari tapi dirinya habis terbakar.

Hmm.. agaknya perlu kontinuitas untuk mereview perjalanan kita. Melihat kembali bagaimana pengaturan waktu kita. Agar waktu yang telah dianugerahkan-Nya pada kita ini bisa menjadikan kita semakin mencintai-Nya.

Selamat mendekatkan diri kepada-Nya.. ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar